Rabu, 19 April 2017

Kutitipkan Harapan

Teruntuk seseorang yang sedang kupikirkan saat ini…

Assalamualaikum,

Semoga keadaanmu saat membaca surat ini dalam keadaan yang sangat baik, bahagia, dan penuh harapan. Mari kita bicara soal kita, kita yang sedang berposes seperti katamu, kita yang sedang saling mengenal.

Aku menyadari aku tidak seindah harapanmu, tidak secantik masa lalumu, tapi aku punya rasa…punya perasaan yang mampu menuntunku untuk melakukan hal yang lebih baik.

Aku punya rindu keberkahan dari Sang Khalik, aku ingin merangkaikan cerita bahagia tentangmu, tentang harapan dan mimpimu.

Jika aku tak sampai di titik itu, aku tak akan menyalahkan keadaan, karena aku tahu Sang Khalik yang paling maha mengetahui yang terbaik yang kita butuhkan, aku tidak memaksa…

Waktu kita baru sebentar, saat kita bertemu kita masih dengan bayangan masa lalu. Kegagalan yang kita alami di masa lalu, akhir yang sama dengan cerita yang berbeda. Aku tak akan menuntutmu untuk melupakan masa lalumu, seperti aku yang saat ini berusaha fokus dengan adanya dirimu, tapi tolong jangan abaikan upayaku, untuk bisa bersamamu dan menjadi harapanmu.

Pada suatu malam kau sampaikan bahwa kau membuka hati untukku, walaupun hanya tersirat makna, aku memahami dan berterimakasih untuk itu. kau mulai mengangapku ada, meskipun lama kelamaan aku hanya bayangan yang kadang lenyap tanpa bekas.

Terimakasih tidak selalu bersikap egois, tidak selalu mementingkan perasaanmu, dan tidak selalu menghiraukanku yang mulai menyayangimu.

Saat ini, jika kau ingin menyembuhkan luka hatimu terhadap masa lalumu, wanita yang tidak menghargaimu, namun pernah dan selalu kau cintai dengan sangat dalam, aku pun tidak bisa berjanji untuk terus bisa bersabar. Namun aku akan selalu berusaha menghargai, mengerti tentang dirimu, dan melakukan yang terbaik yang aku bisa, untuk dapat membuatmu percaya terhadap perasaan seorang wanita, yang mungkin kau anggap angin lalu dan akan hilang tersapu angin.

Aku berdoa dan berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak ingin menyakitimu, aku tidak ingin kisahmu terulang kembali, karena aku yakin doa yang baik akan kembali pada yang mendoakannya.
Aku minta sedikit saja, berkenankah dirimu untuk belajar melupakan masa lalumu, walaupun aku tidak secantik masa lalumu, tapi aku punya ketulusan hati untukmu. Tapi jika yang kau cari adalah fisik, saat ini juga aku menyerah.

Terimakasih…sudah memberiku kesempatan mengenalmu lebih dekat. Saat ini aku hanya berupaya, aku berdoa…semoga diberikan jawaban terbaik.

Surat ini ditulis dari seorang perempuan yang berusaha kuat dan sabar menghadapi semua ujian Allah.

Salam,


Selasa, 08 September 2015

Sebuah Fase Kehidupan


Terpelanting berkali-kali
Tersungkur dalam sebuah dilema
Menangis, meratap…

Kegundahan ini pasti berlalu
Maka kini nikmatilah
Hidup ini terlalu singkat
Untuk sekedar menghitung kesusahan

Sudahlah…
Sebelum semua usai
Nikmati saja, bersenanglah
Karena semua ini akan berlalu



Kamis, 03 September 2015

Saat Bully di Media Sosial jadi Hiburan


Tidak perlu punya ekspektasi tinggi untuk mulai membaca tulisan ini, karena isinya cuma remahan tahu isi, yang enak jika dimakan pakai cabe rawit dan ditemani secangkir teh panas
Gue bukan anak gaul yang melek gadget tapi gue juga bukan seorang yang kuper (ngakunya). Saat media sosial menjadi sangat beragam, ikutlah gue bikin akun medos ini dan itu biar kekinian meskipun gaya kekunoan…hahaha…yang penting eksis tapi bukan mau jadi aktivis medsos juga keleuuus…

Beberapa bulan belakangan ini gue baru aja menemukan keasyikannya berselancar di instagram (telat bingit yaks?!), buatnya udah lama tapi didiemin aja lah wong masih ga ngerti asiknya dimana. Singkat cerita  tiba di suatu sore nan cihuy, saat udah mati gaya menunggu peserta registrasi di sebuah event, senyum basa-basi pun sudah meredup, seorang teman tampak asyik dengan handphone bermerk buah apel kegigit tikus (red. Sudah pasti tikus amrik, tikus indonesia mah doyannya makan terasi sama berenang di got), kelihatan dengan muka sangat serius sesekali dahi mengkerut dengan jari-jari lentik tetap siaga di layar handphone. Naluri kepo gue mengalir dengan apa adanya, eh ternyata dia lagi asik shopping online di Instagram…hmm pantesan anteng…

Ga mau kalah, dengan semangatnya gue mulai ikutan window shopping (red. Jendela belanja, mungkin maksud istilah ini cuma bisa liat dari jendela sambil ngeces pengen beli). Dan tibalah saatnya, beberapa minggu setelah itu resepsionis kantor sampe kesel tiap ada JNE atau TIKI nyarinya gue, hahaha…sempet di bully temen cowok juga, ahh bodo amat yang penting gue ga minta duit sama mereka…lagian yang gue beli itu semacam  barang-barang yang ga dijual di toko-toko konvensional (nyari pembenaran).

Begitu asiknya sampe-sampe duit jajan gue abis sebelum waktunya, akhirnya atas petunjuk “sang pencerah” gue bertobat mengurangi kegiatan window shopping, nah tapi keasikan main instagram ga berhenti sampai disitu, hobi stalking alias kepo membawa gue ngepo-in artis-artis, trus gue jadi tau fenomena adanya lovers dan haters para artis.

Pertama kali akun instagram yang gue kepoin adalah akun instagram hater nya artis inisial BS yang konon artis settingan, itu admin si instagram bener-bener luar biasa menganalisis dari ujung kali sampe ujung rambut tuh artis, apa yang dipake dikomentarin lewat caption pedas, nyelekit, dan kocak untuk foto yang diunggah, belum lagi komen-komen para follower lainnya yang kebanyakan juga hatersnya si artis itu. Gue sebagai pengamat sangat terhibur, kadang juga heran sama si mimin akun itu…ini orang kok niat banget yaa…kayaknya hidup dan matinya untuk ngubek-ubek kehidupan si artis itu, mungkin si admin mantan hacker yang perlu ruang untuk menyalurkan keterampilan dan hobinya, tentu saja udah banyak duit jadi ga perlu kerjaan, kerjanya cuma fokus cari kejelekan, kekurangan, ungkap kebohongan si artis. Oke! Soal BS cukup sampai disini, gue bosen juga lama-lama.

Berhubung hobi kepo semakin mendarah daging, gue juga merambat kepo akun haters nya Mulan Jameela artis dari Malabong si perebut suami orang (tuh kan gue sampe apal tagline si admin…hahaha…malabong oh malabong), akun ini juga ajaib…captionnya sadis, terasa mengiris, bertahun-tahun konsisten eksis jadi akun hatersnya Mulan, sampe bikin petisi boikot segala…manceeeb!!!

Gue juga kepo-in akunnya si artis "Sesuatu" ngeliat postingan foto dia mah bikin jleb! apalagi ada akun khususnya dia yang membahas fashionnya sama detail harga barang-barang yang dia pake, fantastis abiiiis....harga kaos oblongnya aja ga cukup kebeli sama gaji sebulan gue....omigaaat...nih artis duitnya ga abis-abis....rasanya gue nyesek ngeliat kehidupannya, ngiri...gue pengen beli rumah aja baru sebatas afirmasi (duitnya belum ada), dia beli tas harganya bisa buat beli rumah yang gue incer ga cuma satu tapi bisa buat beli 10 rumah serupa!

Nah…satu lagi hiburan gue di Instagram, temanya seorang janda beranak dua (sebut saja mak sum) yang menuntut janji dinikahi seorang perwira tinggi yang juga anak dari seorang wakil gubernur Jawa Barat. Si akun haters mak sum tampak sedikit lebih pintar dari beberapa akun haters yang pernah diem-diem gue ikutin, stalkingnya parah ke kehidupan si mak sum.

Biar lebih seru gue coba gambarkan image di medsos dari si mak sum : Seorang wanita (yaiyalah klo pria disebutnya duda), usia 40th keatas,  anak mantan orang nomor 1 di Bangkinang (jangan tanya gue ini bagian mana dipeta Indonesia), ambisi menikahi brondong, bergaya first class, suka dipuji ala Barbie, keparis-parisan (hobi banget pamer all about Paris), punya keterampilan menguasai semua jenis aplikasi edit foto di gadget, oh ya satu lagi keterampilannya si mak sum punya blog ala-ala backpacker (tapi khusus area Paris dan sekitarnya).

Si mak sum terbilang nekad, mungkin udah sangat kebelet dan sangat ambisius pengen nikah pake pedang pora, ngubernya kebangetan sampe bawa-bawa media, mention komnas HAM sampe presiden segala bok!!!.

Mungkin sebenarnya yang terjadi antara dia dan si brondong itu ada benarnya, soal dia liburan berdua dengan si bebeb, sampe mungkin terjadi hal-hal sewajarnya orang dewasa jika ada kesempatan dan ada setan yang ngomporin, tapi gue yakin itu atas dasar mau sama mau. Anehnya si mak sum koar-koar, bikin ratusan hastag, yang ngakunya sebagai korban asusila (korban tuh malu, foto aja mukanya diblur, namanya juga diganti mawar atau melati, korban yang satu ini mah bangga).

Oh ya ngomong-ngomong soal foto, si janda ini kalo di foto keliatan mulus kaya manekin, tanpa pori-pori apalagi  keriput meski captionnya tanpa make up baru bangun tidur…bla…bla…no edit…no filter…. Iya sih ga munafik seancur-ancurnya muka kita apalagi cewek,  mana ada sih yang mau upload foto jelek di medsos, sejelek apapun pasti punya trik biar kliatan cakep klo di foto, gue aja usaha banget nahan nafas biar perut kliatan rata dan agak monyong dikit biar pipi tirus…usaha maksimal lah pokoknya buat nutupin kekurangan…hahaha…tapi tetap karena ga jago ngedit jadi ga bisa bikin gue pencitraan jadi usia 20th.

Balik lagi ke si mak sum, akun haters seringkali ngebandingin foto  uploadtan si mak sum dengan foto capture dari youtube, seringkali gue ketawa karena realitas tidak seperti ekspektasi, tapi lama-lama gue kasihan juga sama si mak sum meskipun gayanya nyebelin, komentar haters seringkali keterlaluan, selain membully soal fisik, juga membully soal delusinya si mak sum, dan hal-hal lainnya yang sepertinya sudah semakin tak terkontrol.

Gue akuin si mak sum emang mungkin sudah sangat depresi, segala cara ditempuh untuk bikin harapannya kembali tapi kasihan juga kalau serangan ke dia semakin parah apalagi si cowoknya juga udah eksis bikin instagram, upload kemesraan sama tunangannya, pasti makin remuk redam…coba si mak sum kembali ke habitatnya, jadi ibu normal dengan dua anak, stop halusinasi, dan saran gue yang paling maksimal manfaatkanlah follower yang ribuan itu…caranya beralih bisnis jualan online daripada cuma jadi bully-an di media sosial.

Gue aja yang followernya masih ratusan udah PD buka lapak jualan di Instagram meski angot-angotan, semangat ahhh…buat eksis yang positif di Medsos, stalking dikit boleh, tapi ga usah ikut membully.


Ahhh…ga terasa kopi secangkir udah habis, ngelirik jam juga beberapa menit lagi pulang kantor…saatnya menutup laptop dan bergegas pulang, karena yang paling menyenangkan itu bisa bercanda bersama kekasih hati.