“Hidup
itu harus terus jalan, jalan terus…
meskipun
jalannya terjal dan berliku, begitupun tentang aku dan harapanku”
Duhai Tuhan, bagiMu…kami hanya hambaMu…dua sejoli yang Kau
tiupkan nafas, Kau percikan cinta, Kau yang maha mengetahui apa yang tampak dan
tersembunyi, apa yang kami rasa dan apa yang hendak terjadi, rahasia hati kami
menjadi terbuka padaMu.
Milik-Mu lah seisi jagat raya ini, Kau yang ciptakan
bulan dan matahari, dan karena itulah tercipta siang dan malam. Dan Kau adalah
DIA yang mendengar dan mengabulkan doa dari kami.
Aku si pecinta…menuliskan perasaanku tentangnya…sedikit
meninggalkan semua ikatan didunia, takdirMu yang mempertemukan kami, dan aku
senantiasa menunggu takdirMu selanjutnya…sebagai hamba, yang nafas dan darahku
adalah milikMu.
Teruntuk Kekasihku…
Terimakasih untuk petikan melodi dan lagu merdu yang kau perdengarkan untukku dalam
kesunyian malam…terimakasih untuk syair-syair cinta yang kau tulis
untukku…terimakasih untuk kata cinta yang selalu kau tanamkan disetiap waktuku…
Kekasihku…
Adalah laksana pelukis…dengan warna-warni semesta alam, kau
torehkan kuas dicerita hidupku…Adalah laksana embun….dengan kesejukan, kau
tetesi jiwaku…Adalah laksana matahari…dengan kehangatan, kau berikan harapan
untukku…
Kekasihku…
Kini kau adalah belahan jiwaku, serpihan hidupku, secuil
asaku…jalan cinta hanya dapat ditempuh oleh mereka yang siap bergandengan
menuju kawah candradimuka. Bebaskan cintaku menjadi pelindung rahasiaku…
Kekasihku…
Tak cukup rasanya mengatakan I Love U setiap saat untukku…karena
rasa ini yang tak terbendung, meskipun mungkin cintaku tidak sempurna, namun
aku ingin kau mengerti…aku memilihmu…dan yakinkan aku selalu untuk menaruh asa
padamu.
Jangan biarkan aku terhempas…aku sendiri dan kembali ke titik
nol.
*Special for you Panji Setiawan