Kamis, 18 November 2010

Guruku Tersayang, Guruku Tercinta

Berkesempatan bergabung dalam tim Gerakan Indonesia Mengajar membuatku kembali bersentuhan dengan dunia pendidikan, dan sosial. Program Indonesia Mengajar adalah program pengiriman sarjana terbaik dengan berbagai latar belakang pendidikan, siap mengabdi selama satu tahun di daerah terpencil yang kekurangan guru, selanjutnya mereka kita sebut sebagai Pengajar Muda.

Program ini merupakan gagasan tokoh muda pendidikan Anies Baswedan. Sesuai rencana program ini akan dilaksanakan setiap tahun, terbuka bagi siapapun generasi terbaik di Indonesia dengan beberapa persyaratan khusus tentunya. Lebih jelasnya silahkan akses www.indonesiamengajar.org.

Para Pengajar Muda siap memberikan inspirasi bagi anak-anak negeri di pelosok nusantara. Harapannya, dengan hadirnya mereka ke daerah dapat memacu anak-anak negeri untuk terus belajar hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi, memacu semangat dengan segala keterbatasan yang ada, dan mendekatkan jendela informasi melalui mereka.

Angkatan pertama, 51 generasi terbaik siap diberangkatkan tanggal 10 November 2010, di lima Kabupaten di Indonesia diantaranya : Halmahera Selatan, Majene, Tulang Bawang Barat, Bengkalis, dan Passer.

Saya, yang hanya bagian kecil dalam program ini, membantu pelaksanaan event (sosialisasi, rekrutmen, dan training), kesiapan logistik para Pengajar Muda, merasa bangga pada nilai-nilai positif mereka, dan sangat menghargai semangat mereka. Semoga semakin banyak generasi muda yang bersedia mengabdi, turut serta mewujudkan janji kemerdekaan 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa'.

Hal ini mengingatkan saya pada guru-guru SD saya di kampung halaman, sebuah desa pesisir di kaki bukit Kabupaten Kebumen. Meskipun saya anak pendatang, sekolah pindahan dari kota (Bandung), tapi saya sangat terkesan dengan SD kampung saya, meskipun saya tahu mereka (para guru saya) tidak memiliki kemampuan mengajar yang maksimal, tapi pengabdian mereka sangat luar biasa. Saya yang dulu bangga dan dibanggakan menjadi murid berprestasi di sekolah, menjadi bukan siapa-siapa ketika naik ke jenjang sekolah berikutnya, tapi saya tak pernah patah semangat untuk terus menunjukan kemampuan saya.

Mengingatkan saya pada seorang kakak kelas di kampus yang bersedia mengabdi menjadi seorang guru di daerah, betapa dia menjadi kebanggaan para muridnya, meskipun kadangkala harus mengeluhkan kesejahteraan, tapi pilihanmu mengabdi sungguh luar biasa.

Di asrama Pengajar Muda (Ciawi) sering diperdengarkan sebuah lagu tentang guru, membuat saya semakin sadar, betapa besar peranmu wahai guruku. Saya kutipkan syair lagu penuh makna untuk semua guru di seluruh Indonesia.

Terima Kasih Guruku

Pagiku cerahku matahari bersinar kugendong tas merahku, dipundak

S'lamat pagi semua, kunantikan dirimu, di depan kelas, menantikan kami

Guru tersayang... guru tercinta... tanpamu apa jadinya aku...

Tak bisa baca tulis.. mengerti banyak hal

Guruku Terima kasihku!!!!Nakalnya diriku, kadang buatmu marah, namun segala maaf, kau berikan...

Guru tersayang... guru tercinta terima kasihku....


#special thanks untuk Kak Ajeng yg telah memberikan informasi ttg program ini sehingga saya bisa terlibat di dalamnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar