Jumat, 25 Februari 2011

Mengejar Mas Mas

Mencontek dari sebuah judul film lawas, ternyata mencari orang yang klik dengan kita sangat susah, meskipun terkesan dikejar deadline, ketika saya berusaha dekat dengan seseorang tak lantas langsung cocok begitu saja.

Dia yang tadinya saya anggap cerdas, perpengetahuan agama cukup baik, dan beberepa kelebihan yang tampak oleh mata. Setelah semakin dekat ternyata banyak hal yang tidak cocok, bahkan saya melihatnya sebagai cowok aneh, lebay kalo kata temen saya si Ranti. Basa basinya garing, selain pelit ternyata gosiper juga loh...arrrgghhhh...sayaaaaaaaah tak sukaaaaaaaaa...

Satu lagi cowok yang dekat juga, awalnya tampak sebagai pria lumayan good lookinglah, tajir, eh ternyata penuntut abis. Bukan soal GR, atau sok kecakepan tapi yang saya rasa, saya tidak menemukan kenyamanan saat sama dy. 

Saya pun bukan perempuan cantik, bukan perempuan cerdas, apalagi kaya raya tapi bolehkan saya berdoa dan berharap mendapatkan seseorang yang membuat saya nyaman. Seperti juga yang disampaikan Pak Mario Teguh, jika kita meminta pada Tuhan jangan setangah-setengah, memintalah sebaik-baiknya, karena Tuhan maha segala-galanya.

Saya masih mengingat cerita tentang seorang Perempuan yang tersesat disebuah hutan, dulu Abdel El Rahman mantan kekasih saya yang dengan serius menuliskannya dalam salah satu surat cintanya untuk saya.

Seorang perempuan yang tersesat dalam sebuah hutan, dalam kebimbanganya lewatlah sebuah kereta kencana yang sangat indah didalamnya seorang lelaki dengan guratan keriput, dengan tulus mengajak serta si perempuan tersebut untuk keluar dari hutan, tapi si perempuan menolak dengan halus karena menurutnya lelaki itu terlalu tua. Beberapa lama kemudian lewatlah seorang pencari rumput dengan gerobak ala kadarnya, sang lelaki itu tampan muda dan tampan, dengan niat baiknya pun mengajak perempuan itu untuk ikut bersama dy keluar dari hutan, lagi-lagi si perempuan menolak dengan lembut, karena menurutnya dy tak layak duduk di gerobak itu.

Menjelang sore, lewatlah seoarang lelaki tampan dengan menunggang kuda yang cukup bagus dengan gagahnya, namun lelaki tersebut cacat, mata kirinya buta. si Perempuan itu pun meolak dengan sangat ramah.

Hari semakin gelap, malam semakin larut...lolongan serigala pun kian mencekam. si Perempuan berharap segera ada yang lewat dan memberikan tumpangan dy untuk dapat keluar dari hutan, saat lolongan serigala itu semakin jelas, tampak dikejauhan seorang menghampirinya dengan gerobak usang, penuh debu dan dengan pengendara seorang lelaki tua renta, akhirnya perempuan itu bersedia naik ke dalam gerobak itu untuk menyelamtakan dirinya dari dinginnya malam dan buasnya serigala hutan.

Tapi saya bukan perempuan yang tersesat dalam hutan itu, dan saya tidak bermaksud memilih yang datang, saya faham yang baik menurut saya belum tentu baik di mata Allah maka mungkin dy tidak menyetujuinya. InsyaAllah akan datang diwaktu yang tepat, seseorang yang baik menurutNya meskipun mungkin tampak tidak baik menurut kita.

Harus bersabar, memperbaiki diri dan menjalankan yang baik menurutNya. Dan saya belum putus asa untuk terus mengejar mas mas yang membuat saya nyaman sampai akhir nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar